Oleh Sardono Syarief
Di kabupaten Pekalongan, banyak kelompok penulis yang saya tahu. Salah satu di antaranya adalah Kelompok Rumah Imaji (KRI) yang dikomandani oleh Aveus Har dan disesepuhi oleh Khaerul Huda. Keduanya merupakan penulis Pekalongan yang telah banyak menghasilkan karya cerpen maupun puisi di banyak media lokal maupun nasional. Pantas jika dari kelompok tersebut akhirnya melahirkan banyak penulis muda yang kesohor lewat karyanya. Misal, N.Dien dan Nur Ina Huda.
Di samping sebagai cerpenis di majalah dan koran lokal maupun nasional, N. Dien ternyata juga berprofesi sebagai guru di sebuah sekolah dasar yang pernah meraih kejuaraan dalam sayembara mengarang buku bacaan tingkat nasional tahun 2006 silam.
Begitu pun Nur Ina Huda. Siapa yang tak kenal dengan penulis cewek kondang yang satu ini? Istri tercinta dari Khaerul Huda yang berdomisili di Kecamatan Doro ini juga telah banyak menghasilkan karya cerpen maupun novel di berbagai penerbitan. Banyak buku novel remajanya yang terpajang di toko-toko buku seperti Gramedia dan lainnya di kota-kota besar di Indonesia.
Kedua sosok penulis di atas hanyalah sebagai illustrasi penulis yang memiliki ikatan kelompok bersama puluhan rekan penulis muda yang lain. Namun bagaimanakah nasib para penulis lain di kabupaten Pekalongan yang belum masuk ke dalam sebuah kelompok penulisan? Apakah mereka lebih memilih tetap menulis sendiri-sendiri di rumah sebagai penulis lepas? Karena mereka beranggapan lebih nyaman menulis sendiri di bandingkan menulis ramai-ramai dalam suatu perkumpulan? Tokh meski menulis sendiri tetapi karya tulisnya juga tak kalah banyak dibandingkan dengan yang terikat dalam suatu kelompok? Jawabnya amat beragam.
Untuk itu, terlepas dari Kelompok Rumah Imaji, lewat tulisan ini saya mencoba menawarkan kepada rekan-rekan guru atau pendidik di wilayah kabupaten Pekalongan untuk berkenan gabung dalam sebuah kelompok penulis yang beranggotakan guru/pendidik dari kalangan TK hingga Perguruan Tinggi. Kelompok penulis yang saya tawarkan ini keberadaannya secara berjenjang dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga pusat.
Adapun nama kelompok penulis ini adalah Agupena (Asosiasi Guru Penulis Seluruh Indonesia). Agupena merupakan wadah guru yang cinta dan punya minat tinggi di bidang kepenulisan. Apa pun bentuk tulisannya. Baik artikel sastra, puisi, cerpen, karya ilmiah, Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian Tindakan Sekolah, dan lain sebainya.
Pada intinya Agupena merupakan kelompok penulis yang berusaha belajar menulis bersama, berbagi informasi dan pengalaman bersama, menyalurkan ide bersama, kemudian menjembatani tulisan-tulisan karya guru yang belum pernah atau masih ragu-ragu untuk dipublikasikan lewat media cetak maupun blog guru http://agupenajateng.net , untuk Agupena Jateng, dan http://agupenapekalongan, untuk Agupena Kabupaten Pekalongan. Kepada rekan-rekan guru di kabupaten Pekalongan yang berminat gabung, silakan kirimkan tulisan ke email :agppekalongan@gmail.com atau agupenapekalongan@yahoo.co.id. Nah, tunggu apa lagi?
Sardono Syarief
wah sayange saya kok bukan guru.tiwasan mau ikut gabung..tp ga jadi rha.gpp wes saya berbagi link mawon_http://mediakusuma.blogspot.com/2010/08/cerpen-mediakusuma.html
punika blog saya
Maturnembah Nuwun
Dhimas HR
Saya hanya mantan guru karena saya dulu bersekolah di SPGN Pekalongan. Karya saya yang dimuat di media massa pun baru 200-an judul. Demikian pula buku saya, yang terbit baru 7 judul, antara lain: KOMALA DAN SI KERDIL, KERTAS GULUNG AJAIB, PENYESALAN NANA, PESAN MAMA, ANGSA KRISTAL, dan KENAPA HARUS IRI?. Saya jadi minder kalau ingin gabung. Prestasi saya hanya pernah masuk 3 Besar Nomine Penghargaan Bahasa dan Sastra tahun 2013 di Yogyakarta untuk kategori Buku Cerita Anak Terbaik.
Leave a Reply