SELAMAT DATANG DI BLOG AGUPENA PEKALONGAN

Minggu, 31 Oktober 2010

PUISI SARDONO SYARIF

Posted by AGUPENA Pekalongan on 01.27 0 komentar

Gadis Manis di Teras Sekolah
Gadis manis di teras sekolah
Bertingkah amat lincah
Kata, tawa, terpecah-pecah
Ulah ramah tamah
Gadis manis di teras sekolah
Ria hati ceria wajah
Daku memandangmu kian tak betah
Ah…!
Mengapa Nona
Daku salah tingkah?
sudut desa paninggaran, 2008

Tuginem Pemetik Kembang Melati
Ginem…..
Bulu alis matamu itu, lentik
Penampilanmu, lembut anggun
Kata ramahmu, lugu
Sungguh kau asli gadis dusun
Yang terselip di kaki gunung paninggaran ini
Ginem….
Duh cantik nian kau!
Melati-melati itupun memujamu
Mereka tak segan menyambutmu datang kemari
Meski akhirnya kaupetik dari tangkainya nanti
Duh, Ginem…!
Sumpah mampus
Akupun ingin jadi melati-melati itu
Memori
Membuka halaman akhir memori itu
Kuingat lagi kamu,
Ning !
sudut desa paninggaran, 2008

TIRAI
Serahut wajah
Bikin hati resah gelisah
Mata berbalas kejap
Bibir berbalas senyum
Namun, ah…..
Gapai
Tak pernah sampai !

KECEWA
Mengapa sampai kautikam
Senandung jantung
Merindukan peluk, Kasih?
Adakah hatimu luruh
Mendengarku mengaduh?
Mengapa sampai kautikam
Senandung jantung
Merindukan cinta, Sayang
Adakah hatimu tega
Melihatku kecewa?
Ah…..!

A S A
Menjalin bayang fatamorgana
Bersesanding denganmu
Mungkinkah itu?

Resah
Ada yang tertinggal di kamarmu
Malam itu
Sebagian hati
Yang tak mampu kubohongi
Cah ayu!

Sulit
Tak ada kata yang bisa kuucapkan
Tak ada kalimat yang bisa kutuliskan
Tak ada lukisan yang bisa kugambarkan
Begitu indah dan membanggakan
Sejuta kenangan yang kini kubawa pulang
Darimu, hai gadis pujaan!

Surat
Lewatmu
Sampaikan salam rinduku
Pada Kekasih

Rindu
Sih!
Di rumah ini
Kutunggu sapa ramahmu

Perjalanan
Kita dibawa laju bis
Gadis
Kau tersenyum manis
Berjam-jam kita tak diam
Dengan tajam
Matamu menukikku dalam
Ah…!
Siapa takkan betah
Menyimak ucap katamu
Bersitingkah ramah?

Perpisahan
Kapan kita kan saling bersua lagi, dara?

Cinta Hitam
(bagi Ning)
Memang akulah yang salah, Ning
Gelas bening yang engkau persiapkan untukku
Tanpa sadar kuremuk pecahkan
Di hadapan ibumu
Sore itu
Padahal
Taukah kau
Sesal menyelimut hati
Kurasakan sampai kini?
Ning….
Sesungguhnya bila pecahan gelas itu dapat kukumpulkan lagi
Dan ada kesediaan tanganmu untuk menerimanya kembali
Ingin kuberikan gelas utuh itu kepadamu
Maukah kamu?
Sudut desa Paninggaran, 2008

ALIS MATAMU ITU
(bagi ERTE)
Alis matamu itu, duh !
Membuat hatiku luruh
Alis matamu itu, duh!
Membuatku tersimpuh
Sungguh!
Sudut desa Paninggaran, 2008




0 Responses so far:

Leave a Reply